Minggu, 29 Mei 2016

Asjaya: IHSG masih cukup kuat di awal pekan

Sumber: kontan


JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan cenderung menguat pada perdagangan awal pekan depan.  William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities memperkirakan, Senin (30/5), indeks bergerak di kisaran 4.745-4.858.

Menurutnya, IHSG bergerak dalam fase konsolidasi pada support 4.745 yang wajib terjaga dengan kuat agar pola kenaikan dapat berlanjut kuat. Sedangkan, target resistance berada pada level 4.858 perlu ditembus untuk kembali memperkokoh pola kenaikannya.

William menyebut, capital in flow yang terjadi akhir pekan lalu menunjukkan kekuatan bullish indeks belum berkurang. "Selain akan segera terjadi pergantian bulan pekan ini, akan dirilis pula data perekonomian baru yang diharapkan dapat kembali memberikan sentimen positif terhadap pola gerak IHSG," katanya dalm riset yang diterima KONTAN, Minggu (29/5).

Adapun saham-saham rekomendasi William pada perdagangan awal pekan depan diantaranya WTON, KAEF, WIKA, KLBF, INDF, UNVR, EXCL, dan BBNI

Juni, kontrak baru WIKA diproyeksi Rp 12,6 triliun

Sumber: kontan


JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan segera mengantongi kontrak baru sebesar Rp 12,6 triliun atau setara dengan 24,1% dari total target yang dipatok perseroan tahun ini yakni Rp 52,2 triliun.

Suradi Wongso, Sekretaris perusahaan WIKA mengatakan saat ini perseroan telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp 8,6 triliun. Dan disaat yang sama perseroan juga telah mengikuti tender dengan penawaran terendah sebesar Rp 4 triliun. " Jadi di bulan Juni kita sudah bisa pastikan minimal kontrak baru kita mencapai Rp 12,6 triliun," ungkapnya pada KONTAN, Jumat (27/5).

Dia mengungkapkan, penawaran terendah tersebut diantaranya proyek EPC di Jawa Barat senilai Rp 900 miliar lebih, proyek bendungan di Menado, proyek apartemen, dan beberapa proyek jalan tol.

Sedangkan untuk kontrak baru terakhir yang didapat WIKA adalah pembangunan velodrome di Rawamangun yakni sarana balap sepeda yang akan mendukung pelaksanaan Asian Games 2018.

Suradi bilang, proyek tersebut akan digarap berasama dengan kontraktor asal inggris yakni ES Global serta Jakartara Propertindo. Nilai kontrak proyek tersebut mencapai Rp 500 miliar dana akan dikerjakan selama 26 bulan. "Tiga bulan adalahpengerjaan design. Pasalnya ini untuk tujuan Asian Games. Jadi harus mendapat sertifikasi Internasional dulu," jelas Suradi.

Meskipun perolehan kontrak baru WIKA masih jauh dari setengah target, Suradi optimis perseroan bisa mencapai target yang telah ditetapkan karena sebagian besar proyek akan diperoleh di semester II mendatang.

Bahkan, proyek kontrak pengerjaan proyek kereta api cepat Jakarta Bandung (Hight Speed Raildway/HSR) diperkirakan baru akan diperoleh di kuartal III mendatang. Tahun ini, WIKA membidik kontrak baru Rp 17 triliun dari proyek ini.

Selain terus mengincar proyek-proyek dari dalam negeri, WIKA juga terus membidik proyek dari luar negeri. Tahun ini perseroan menargetkan kontrak dari luar negeri sebesar Rp 2 triliun. Suradi mengatakan, saat ini perseroan tengah mengikuti beberapa tender di luar negeri di Madinah, Timur Leste dan Thailand.

Suradi optimistis target kontrak baru dari luar negeri dapat tercapai. Menurutnya, peluang WIKA untuk mendapatkan proyek di Arab Saudi akan semakin terbuka setelah perseroan resmi memiliki Kantor Cabang di negera tersebut. "Awal tahun pendirian kantor Cabang kita disana sudah disetujui. Dengan begitu akan lebih mudah bagi kita mendapatkan proyek disana," kata dia.

Tahun ini, WIKA menargetkan kontrak baru sekitar Rp 500 miliar -Rp 600 miliar dari Arab Saudi. Adapun proyek-proyek yang dibidik diantaranya pemondokan haji, pusat perbelanjaan dan hotel.

Jumat, 27 Mei 2016

Relaksasi BI kerek emiten properti

Jumat, 27 Mei 2016 / 07:00 WIB
Sumber: kontan

JAKARTA. Penjualan properti masih melambat di awal tahun ini. Indikasinya, rata-rata laba bersih 11 emiten properti di kuartal I 2016 melorot 17%. Melihat hal itu, Bank Indonesia (BI) berniat melonggarkan aturan kredit yang bisa mendorong penjualan properti.

Bank sentral berencana merelaksasi aturan kredit kepemilikan rumah (KPR). Dua opsi tengah dikaji, yakni menghapus larangan pembelian secara kredit untuk rumah inden kedua dan melonggarkan batasan porsi pembiayaan atau loan to value (LTV) pembelian rumah.

Selama ini, pembelian properti secara kredit inden hanya diperbolehkan untuk rumah pertama. Adapun LTV rumah pertama dengan luas bangunan di atas 70 m2 sebesar 80% atau uang muka 20%, rumah kedua sebesar 70% dan rumah ketiga 60%. Sejumlah emiten menyambut baik rencana bank sentral.

Adrianto Adhi, Direktur Utama Summarecon Agung (SMRA), menilai, rencana BI positif untuk mendorong penjualan properti. Selama ini, banyak orang yang sudah punya rumah ingin membeli rumah yang lebih bagus, tapi terkendala aturan inden.

Sekretaris Perusahaan Intiland Development (DILD), Theresia Rustadi menilai, penghapusan larangan kredit inden rumah kedua akan berefek positif terhadap penjualan properti. Dia mencontohkan, jika seorang anak ingin membeli rumah, namun belum disetujui bank, maka orangtua bisa mengajukan kredit rumah kedua mereka.
 
"Dengan kebijakan ini, masalah sumber pembiayaan bisa dipecahkan," ujar dia.

Harun Hajadi, Managing Director Ciputra Development (CTRA), menilai, rencana bank sentral bagus untuk bisnis properti. Permintaan properti masih besar, tapi terkendala pendanaan. Saat ini, penjualan CTRA dengan fasilitas KPR mencapai 43%.

Namun, Harun maupun Theresia belum bisa memprediksikan dampak pelonggaran kredit properti terhadap penjualan emiten. Sebab, penjualan properti dipengaruhi banyak faktor.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, menilai, efek relaksasi pembiayaan properti tak akan signifikan. Pasalnya, masalah utama sektor ini adalah rendahnya permintaan.

"Dua tahun lalu permintaan properti tinggi sehingga harga properti melambung. Kemudian daya beli masyarakat turun, sementara harga properti masih tinggi sehingga permintaan berkurang," kata dia.
 
Berharap dana masuk

Hans menilai faktor yang bisa menopang pertumbuhan properti secara signifikan adalah tax amnesty. Dengan kebijakan ini, akan banyak dana asing masuk ke dalam negeri, termasuk ke sektor properti. Dia menilai, permintaan properti akan semakin meningkat terutama di segmen menengah ke atas.

Hal senada disampaikan Franky Rivan, analis Daewoo Securities. "Dampak tax amnesty lebih besar daripada pelonggaran LTV," kata dia.

Sedangkan analis MNC Securities Gilang Anindito menilai, efek relaksasi aturan properti sangat besar. Penjualan emiten properti selama ini banyak memakai fasilitas KPR. Ditambah penurunan bunga kredit, maka permintaan properti terdorong.

Hans dan Franky menilai, emiten yang paling diuntungkan adalah mereka yang memiliki penjualan KPR cukup besar seperti CTRA, LPKR, BSDE dan SMRA. Hans memperkirakan, sektor properti tahun ini tumbuh 10%-12%, dengan asumsi adanya kebijakan tax amnesty.

Ditambah relaksasi aturan kredit properti, pertumbuhannya bisa mencapai 15%.

Kamis, 26 Mei 2016

TOTL Bagikan Deviden Tunai 71,3% dari Laba Tahun 2015


IQPlus, (26/05) - PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) akan membagikan dividen tunai kepada pemegang sahamnya sebesar Rp40 per lembar saham pada 24 Juni 2016.

Menurut keterangan perseroan Kamis, hal itu sudah diputuskan dalam RUPS Tahunan perseroan pada Rabu kemarin di Jakarta. Adapun cum dan ex dividen di pasar reguler/negosiasi pada 1 dan 2 Juni 2016 sedangkan di pasar tunai 6 dan 7 Juni 2016 dengan DS hingga 6 Juni 2016.

Dalam RUPS Tahunan tersebut diputuskan dari laba 2015 sebesar Rp191.398.526.000, sebesar Rp136.400.000.000 atau 71,3% dibagikan sebagai dividen dan sisanya sebagai laba ditahan. (end)

Rabu, 25 Mei 2016

Trading 26 Mei 2016_Buy BBNI

Empat hari berturut-turut BBNI berhasil rebound dari supportnya diharga sekitar 4.280 dan pada perdagangan 25 Mei 2016 berhasil ditutup pada harga 4.510. Secara technical Histogram MACD berada diatas area 0 dan MACD menunjukan golden cross.

Kami merekomendasikan buy BBNI untuk esok hari 26 Mei 2016 dengan target profit 1 4.680 jika berhasil ditembus dan harga ditutup diatas harga TP 1, maka target profit 2 di area 4.900 dan Stop Loss di area support 4.280. Ringkasa perdagangan 25 Mei 2016 asing melakukan NET Buy untuk BBNI dengan pembelian bersih 8.780.700 lembar dengan nilai Rp 39,513 milyar.

Klik untuk memperbesar gambar

Berita Emiten: SSMS mengesampingkan ekspansi anorganik

Rabu, 25 Mei 2016 / 19:18 WIB
Sumber: kontan

JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) pasang mode konservatif untuk ekspansi tahun ini. Emiten perkebunan tersebut akan lebih fokus pada penanaman jumlah lahan tertanam ketimbang akuisisi perkebunan sawit lain.

Direktur Utama SSMS Rimbun Situmorang menjelaskan, selain sebagai persiapan pembangunan PKS, sebagian capex juga akan difokuskan untuk kebutuhan penanaman kebun sawit. Dari total capex tersebut, sekitar 20% -nya sudah terserap untuk kebutuhan penanaman. Tahun ini, SSMS menganggarkan capex sekitar Rp 450 miliar.

Hingga saat ini, SSMS memiliki luas lahan sekitar 100.000 hektar (ha). Sekitar 69.841 ha merupakan lahan tertanam. Dus, masih ada sekitar 30.000 ha lagi yang bukan lahan tertanam. "Kami menargetkan akan menambah lahan tertanam 5.000 ha hingga 5.500 ha sampai akhir tahun ini," imbuh Rimbun.

Ini semua ekspansi organik. Sejatinya, SSMS juga memiliki rencana ekspansi an-organik berupa akuisisi perkebunan sawit lainnya. Hal ini merupakan cara yang paling cepat untuk menambah jumlah luas lahan. Tapi, rencana ini sepertinya tidak terlalu dikejar.

"Memang, ini tak lepas dari tren rendahnya harga CPO yang melanda seluruh pemain di industri CPO, dan masih ditambah lagi dengan efek El-Nino," jelas Rimbun.

Memang, meski El-Nino sudah usai, tapi efeknya bisa dirasakan sekitar satu hingga dua tahun berikutnya. Jadi, melihat kondisi seperti ini lebih baik memaksimalkan portofolio yang sudah ada.

Terakhir kali SSMS rajin melakukan akuisisi adalah pada tahun lalu. Sepanjang periode tersebut, SSMS mengakuisisi PT Mirza Pratama Putra (MPP) senilai US$15 juta dan PT Menteng Kencana Mas (MKM) senilai US$35 juta. Kedua perusahaan itu terletak di Kalimantan Tengah, tidak jauh dari perkebunan milik perseroan saat ini.

Total luas perkebunan milik MPP mencapai 6.000 Ha. Sedangkan, MKM yang diakuisisi melalui anak usaha perseroan, PT Mitra Mendawai Sejati, memiliki luas lahan sebesar 20.800 Ha.
 
 

Berita Emiten: SSMS fokuskan penyelesaian pabrik

Rabu, 25 Mei 2016 / 19:13 WIB
Sumber: kontan

JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) berhati-hati menggunakan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) -nya tahun ini. Ini karena iklim industri Crude Palm Oil (CPO) yang masih belum lepas dari tekanan sehingga membuat ekspansi emiten perkebunan itu pun cenderung konservatif.

Tahun ini, SSMS menganggarkan capex Rp 450 miliar. Ekspansi yang paling terlihat adalah, pembangunan satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pada sisa tahun ini. Nilai investasi untuk membangun pabrik ini sekitar Rp 115 miliar-Rp 120 miliar yang sumber pendanaannya berasal dari capex tersebut.

"Kemungkinan lokasi PKS baru ini berada di salah satu lahan yang kami akuisisi tahun lalu, Menteng Kencana Mas (MKM)," ujar Direktur Utama SSMS Rimbun Situmorang, Rabu (25/5).

Penyelesaian proyek pabrik baru ini diperkirakan memakan waktu sekitar delapan belas hingga dua puluh bulan. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 60 ton per jam. Dus, jika pabrik ini tuntas, maka SSMS memiliki tujuh PKS dan memiliki kapasitas produksi secara keseluruhan 435 ton per jam.
 
 

Bursa Eropa naik di tengah optimisme ekonomi AS

Rabu, 25 Mei 2016 / 16:21 WIB
Editor Yudho Winarto
Sumber: kontan

LONDON. Bursa saham Eropa menghijau, Rabu (25/5) memperpanjang kenaikan terbesar mereka dalam enam pekan. Picunya tak lain adalah tumbuhnya optimisme bahwa ekonomi Amerika Serikat (AS) cukup kuat menahan suku bunga yang lebih tinggi.

Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,7% pada pukul 08:07 pagi waktu London, dengan semua dari 19 kelompok industri yang ada menguat. Saham produsen mobil, saham minyak dan bank membukukan keuntungan terbesar.

Indeks acuan Eropa ini melonjak 2,2% kemarin setelah data perumahan AS yang lebih baik dari perkiraan mengisyaratkan kekuatan ekonomi sebelum kenaikan suku bunga Federal Reserve yang secara potensial terjadi pada bulan depan.

Senin, 23 Mei 2016

Nih, prediksi para analis perdagangan IHSG besok

Senin, 23 Mei 2016 / 20:05 WIB
Reporter Eldo Christoffel Rafael
Editor Yudho WinartoB

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan ditutup positif menguat 0,67% ke level 4.743,66. David Nathanael Sutyanto, Analis First Asia Capital mengatakan sentimen bursa saham global dan Rupiah mempengaruhi laju IHSG.
 
Rupiah akhirnya menunjukkan penguatan setelah melemah sepanjang pekan lalu. "Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor perkebunan dan sektor industri dasar," kata David.
 
Sektor infrastruktur mencatatkan penguatan terbesar. Adanya aksi beli pada sejumlah big caps seperti TLKM, BMRI dan BBRI menopang pergerakan. David memprediksi IHSG masih berpotensi melanjutkan penguatannya dengan support 4.710 dan resisten 4.790.
 
Sementara Lanjar Nafi, Reliance Securities mengatakan bursa Asia ditutup mixed dengan pelemahan terjadi pada bursa saham di Jepang dan penguatan dipimpin oleh bursa saham di China. Terapresiasinya nilai tukar Yen menjadi faktor utama pelemahan bursa Jepang.
 
"Selain data penurunan ekspor bulanan hingga muncul peringatan pejabat Jepang untuk melakukan intervensi pelemahan mata uang yang telah menguat hingga 10% pada tahun ini," kata Lanjar.

Lanjar juga melihat sektor infrastruktur memimpin penguatannya IHSG senin (23/5). "Saham TLKM yang paling diminati investor asing akhir-akhir ini," kata Lanjar.
 
 Investor asing pun tercatat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 176,33 miliar. Di saat nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS mulai membaik mendekati Rp 13.500. Lanjar memprediksi IHSG akan menguat dengan range pergerakan 4.730-4.805.
 
Sementara William Suryawijaya, analis Asjaya Indosurya memprediksi IHSG bergerak menguat dengan range 4.702 – 4.774. Menurutnya pola penguatan masih bersifat teknikal rebound, melihat dari capital inflow intraday yang masih belum begitu besar.
 
"Pergerakan masih berada dalam fase konsolidasi, jelang pergantian bulan di mana tentunya akan rilis data ekonomi yang akan kembali terlansir, kata William.
 
Sumber: kontan
 
 
 

BMAS rights issue Rp 204 miliar

Senin, 23 Mei 2016 / 20:46 WIB
Reporter Dityasa H Forddanta
Editor Yudho Winarto


JAKARTA. PT Bank Maspion Tbk (BMAS) mencari sumber pendanaan guna memperkuat struktur permodalan. Perseroan bakal menggelar Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) I atawa Rights Issue dalam waktu dekat.
 
Berdasarkan prospektus ringkas BMAS, Senin (23/5), akan melepas sebanyak-banyaknya 600 juta saham baru atau setara 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh BMAS dengan nilai nominal Rp 100 per saham. BMAS menargetkan meraup dana segar Rp 204 miliar melalui aksi korporasi ini.
 
Pemegang saham Perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk memesan efek terlebih dahulu dalam PMHMETD I dapat terdilusi sebesar maksimum 13,50%.

Manajemen bakal meminta persetujuan atas aksi korporasi ini melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 29 Juni nanti. Sementara, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diperkirakan akan diterima pada 23 Agustus mendatang.
 
Recording date untuk memperoleh HMETD dilakukan pada 2 September, lalu dilanjutkan distribusi HMETD pada 5 September dan listing HMETD di BEI pada 6 September. Sementara, periode perdagangan HMETD diperkirakan antara 6 September-13 September mendatang.
 
Sumber: kontan
 
 
 

Emiten Diperdagangakan pada PER 2,93X dengan Kinerja yang Positif


Sudah hampir dua bulan sahammurahidx tidak melakukan update blognya. Kali ini saya mendapatkan dua saham yang masuk index ISSI. Screening yang dilakukan dengan melakukan filter:
  1. PBV < 1
  2. PER < 4
  3. ROE >= 20
  4. ROA >=10
  5. DER < 1
  6. Rutin membagikan deviden
Setelah melakukan screening tersebut didapat satu saham yang masuk index ISSI yang menurut saya tergolong "murah".
 
Klik untuk memperbesar gambar
 

Emiten tersebut yaitu MYOH. Saat ini MYOH diperdagangkan pada PER 2,93X dan PBV 0,71X. Mari kita lihat kondisi keuangan emiten tersebut.
 
 
 Apakah emiten ini cukup menarik.? keputusan ada ditangan anda.