Sabtu, 27 Februari 2016

BI: Tahun ini kredit bank akan tumbuh 14%

Sumber: kontan.co.id

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis permintaan kredit tahun ini bakal bangkit, kendati ekonomi negara kita masih tertatih-tatih. Bank sentral memprediksikan, kredit akan tumbuh di batas atas proyeksi mereka, karena ditopang sederet kebijakan.

Contohnya, pemangkasan suku bunga acuan atawa BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7% dan penurunan giro wajib minimum (GWM) primer sebanyak 100 bps menjadi 6,5%.

“Kredit akan tumbuh sebesar 14% di tahun ini,” kata Juda Agung, Direktur Eksekutif Bidang Moneter dan Ekonomi BI, Jumat (26/2).

Sebelumnya, BI memproyeksikan pertumbuhan kredit tahun ini di kisaran 12% hingga 14%.

Ramalan ini terbilang optimistis, mengingat perbankan hanya mencatat pertumbuhan kredit sebesar 10,11% menjadi Rp 4.082,9 triliun hingga Desember 2015, ketimbang Desember 2014 yang sebesar Rp 3.707,9 triliun.

Jumat, 26 Februari 2016

Gas alam rebound dari harga terburuk 17 tahun

Sumber: kontan.co.id

JAKARTA. Setelah terpuruk ke level terendahnya dalam 17 tahun terakhir, harga gas alam perlahan rebound. Mengutip Bloomberg, Jumat (26/2) pukul 18.05 WIB harga gas alam kontrak pengiriman April 2016 di New York Merchantile Exchange terangkat 0,39% ke level US$ 1,79 per mmbtu dibanding hari sebelumnya.

“Ada ruang gerak untuk mengembalikkan harga ke posisi netral karena penurunan yang signifikan sejak awal pekan,” tutur Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka. Maka, kini pasar melakukan aksi bargain hunting yang mendongkrak level harga.

Selain dari sisi fundamental, dukungan datang setelah Energy Information Administration (EIA) melaporkan cadangan gas alam mingguan AS turun 117 miliar kaki kubik. Hanya saja penurunan cadangan ini tidak setajam pekan sebelumnya yang mencapai 158 miliar kaki kubik.

Namun bukan berarti tekanan bagi harga gas alam sudah usai. “Saat ini sudah masuk ke penghujung musim dingin dan pasokan gas alam akan kembali melonjak. Tentunya itu memberikan tekanan bearish pada harga,” kata Stephen Schork, President Schork Group Inc di Villanova, Pennsylvania, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (26/2).

Tekanan bearish harga gas alam diprediksi masih akan berlanjut. Mengingat sejak awal tahun 2016 saja harga sudah tergerus 27%. “Belum akan usai apalagi tidak ada sinyal harga minyak dunia membaik dan permintaan bisa meningkat,” kata Ibrahim.

Rabu, 24 Februari 2016

Laba PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) lompat 25,5% tahun lalu

Sumber: kontan.co.id
 
JAKARTA. Perusahaan ritel milik Grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) masih mencetak kinerja tinggi sepanjang tahun lalu. Pendapatan bersih LPPF mencapai Rp 9 triliun atau naik 13,5% dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp 7,9 triliun.

Pendapatan itu berasal dari penjualan eceran sebesar Rp 5,7 triliun, penjualan konsinyasi sebesar Rp 3,2 triliun, dan pendapatan jasa sebesar Rp 50,2 miliar. Dari pendapatan tersebut, laba bersih yang dibukukan mencapai Rp 1,78 triliun atau naik 25,5% year on year (yoy).

Same store sales growth (SSSG) perseroan tercatat sebesar 6,8%. Beban pokok pendapatan LPPF sedikit naik dari Rp 2,8 triliun menjadi Rp 3,3 triliun. Namun, beban keuangan menyusut dari Rp 255 miliar menjadi Rp 123 miliar.

LPPF mengaku sudah melunasi seluruh pinjaman berjangkanya pada Desember 2015 lalu, sehingga sudah tak tersisa saldo pinjaman bank pada akhir tahun. Dibandingkan tahun 2014, total kewajiban alias liabilitas LPPF memang menyusut 25% menjadi Rp 2,7 triliun. Sementara total ekuitasnya naik menjadi Rp 3,8 triliun.

Michael Remsen, CEO dan Vice President Director LPPF mengatakan, meski digempur tantangan ekonomi makro, LPPF tetap fokus menyediakan berbagai macam produk yang fashionable dengan kualitas dan nilai lebih kepada pelanggan.

"Ditambah dengan resiliensi target market kami di segmen menengah, membuat perseroan tetap dapat meningkatkan penjualan dan laba," ujarnya, Selasa (23/2).

Saat ini LPPF sudah memiliki 142 gerai di 66 kota di Indonesa. Jumlah itu sudah termasuk 11 gerai baru yang dibuka sepanjang tahun 2015, yakni di Singkawang (Kalimantan Barat), Baubau (Sulawesi Tenggara), Kupang (Nusa Tenggara Timur), Karawang (Jawa Barat), dua di Jogja (Jawa Tengah), tiga di Jabotabek (Manggarai, Blok M dan Bekasi), dan dua di Mataram (Nusa Tenggara Barat).

Dengan tambahan gerai baru itu, pada akhir tahun 2015, total luas gerai LPPF naik 9,1% menjadi 931.700 meter persegi. Tahun ini, LPPF masih akan konservatif dengan rencana membuka 6-8 gerai baru. Per akhir tahun 2015, total aset LPPF tercatat sebesar Rp 3,8 triliun, naik dari tahun 2014 yang sebesar Rp 3,4 triliun.

Penopang batubara masih datang dari Asia

Sumber: kontan.co.id

JAKARTA. Harga batubara mendapat sentimen positif dari kenaikan permintaan dari negara - negara Asia. Hal tersebut menahan pelemahan harga yang mendapat tekanan dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, negara - negara di AS dan Eropa memang sedang berjuang untuk menghindari penggunaan batubara pada pembangkit listrik. Namun, kondisi berbeda terjadi pada negara - negara di Asia.

Di tengah lemahnya permintaan, Rusia justru berencana meningkatkan ekspor batubara ke China pada tahun ini dari jumlah tahun lalu sebesar 19 juta ton. Ini menunjukkan adanya optimisme pada besarnya kebutuhan batubara negeri panda.

Selain itu, negara Vietnam juga meningkatkan impor batubara pada bulan Januari lalu menjadi 1,24 juta ton dari periode sama tahun lalu sebesar 267.149 ton. "Peningkatan impor batubara Vietnam terjadi karena pada akhir tahun lalu sejumlah pembangkit listrik mulai beroperasi kembali setelah sempat terhenti," papar Deddy.

Indonesia turut memberi kontribusi pada kenaikan impor batubara Vietnam. Pada bulan Januari 2016, ekspor batubara Indonesia ke Vietnam meningkat cukup signifikan hingga 363,7% menjadi 272.483 dibanding bulan sebelumnya.

"Beberapa sentimen tadi saya kira akan menjaga harga batubara tetap bergerak stabil walaupun secara jangka panjang hambatan faktor ramah lingkungan masih akan menjadi tantangan," kata Deddy.

Mengutip Bloomberg, Senin (22/2) harga batubara kontrak pengiriman Maret 2016 di ICE Future Exchange terkikis 0,39% ke level US$ 50,85 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, batubara tergerus 0,58%.

Minyak ke level tertinggi dua pekan

Sumber: kontan.co.id

JAKARTA. Harga minyak mentah mencatat level tertinggi dalam dua pekan menjelang pidato Menteri Minyak Arab Saudi, Ali Al-Naimi. Pidato ini merupakan yang pertama kali sejak perjanjian Arab Saudi dengan Rusia pekan lalu untuk membekukan output.

Mengutip Bloomberg, Selasa (23/2) pukul 19.16 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman April 2016 di New York Mercantile Exchange menguat 0,3% ke level US$ 33,49 per barel dibanding sehari sebelumnya. Angka ini merupakan level tertinggi sejak 4 Februari 2016.

Pekan lalu, Rusia dan Arab yang merupakan dua produsen minyak terbesar di dunia sepakat untuk membatasi output. Produsen utama lainnya dari OPEC, seperti Irak dan Iran mendukung kesepakatan tersebut. Al Naimi akan memberikan pidato pada konferensi minyak di Houston.

"Suka atau tidak suka dengan OPEC, akan sulit untuk mengabaikan keputusan OPEC," ujar Amrita Sen, kepala analis minyak di Energy Aspects Ltd, seperti dikutip Bloomberg.

Analis PT SoeGee Futures, Nizar Hilmy menyatakan, pergerakan harga minyak memang sangat tergantung pada keputusan OPEC. Maklum, OPEC merupakan produsen minyak yang menguasai pangsa pasar global.

Sementara, Arab Saudi menjadi produsen terbesar di antara anggota OPEC. "Jika nantinya OPEC bersedia memangkas produksi, harga minyak bisa ke US$ 50 per barel pada akhir tahun ini," ujar Nizar.

Emas mencatat kenaikan pertama dalam tiga hari

Sumber: kontan.co.id

JAKARTA. Emas mencatat kenaikan pertama dalam tiga hari didukung kenaikan permintaan safe haven. Investor membeli logam pada laju tercepat dalam enam tahun.

Mengutip Bloomberg, Selasa (23/2) pukul 19.19 WIB, harga emas kontrak pengiriman April 2016 di Commodity Exchange naik 0,52% ke level US$ 1.216,4 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, emas menguat 0,67%.

Kepemilikan emas pada pendanaan melonjak 49,8 metrik ton dalam dua hari terakhir atau angka tertinggi sejak Mei 2010. Berdasarkan Commerbank AG, Pembelian emas ini setara dengan produksi tambang selama satu minggu. Rendahnya ekuitas di Eropa serta pelemahan ekonomi China mendukung emas sebagai aset lindung nilai.

"Selama pasar keuangan tetap rapuh dan tingkat kenaikan suku bunga The Fed sulit diprediksi, arus masuk pada emas akan berlanjut," ujar Carsten Fritsch, analis Commerzbank di Frankfurt, seperti dikutip Bloomberg.

Alwi Assegaf, analis PT SoeGee Futures mengungkapkan, harga emas berpotensi terus naik selama kondisi ekonomi global tidak menentu. Hal ini semakin menguatkan peran emas sebagai safe haven.

Di samping itu, adanya spekulasi jika The Fed akan sulit menaikkan suku bunga pada Maret mendatang menambah pamor emas sebagai aset non bunga.

Senin, 22 Februari 2016

Rekomendasi KLBF 23 Februari 2016

Pada tanggal 22 Februari 2016 KLBF berhasil ditutup diharga 1.270 setelah perdagangan hari Jumat 19 Februari 2016 berhasil menyentuh level support diharga 1.250. Indikator Stochastic berhasil membentuk golden cross. Pembelian asing bersih pada tanggal 22 Februari 2016 tercatat 14.564 Lot atau setara 1.456.400 lembar saham dengan nilai pembelian bersih 1,859 triliun rupiah.
 
Klik untuk memperbesar
Buy KLBF dengan target profit 1.600 dan lakukan cut loss jika harga berhasil break out dan close dibawah 1.250

Rekomendasi SSIA 23 Februari 2016


Pada tanggal 12 Februari 2016 kami telah merekomendasikan buy SSIA dengan TP 640. lihat disini. Setelah menyentuh titik resistance pada tanggal 18 Februari 2016 pada sekitar harga 710, SSIA mengalami koreksi ke harga dan ditutup diharga 655 pada tanggal 22 Februari 2016 yang sekaligus titik supportnya.
 
Kami merekomendasi buy SSIA jika harga berhasil break out dan close diatas harga 710 dengan target TP 840 dengan Stop loss disekitar harga 625.
 
Klik untuk memperbesar
 
 
 

Waspadai bubble dana asing

Sumber: kontan.co.id
Oleh: Janson Nasrial
(Head of Institutional Equity MNC Securities)

Setelah bank sentral Jepang (BoJ) menetapkan suku bunga negatif pada 29 Januari lalu, dana asing yang masuk atau capital inflow ke pasar saham dan pasar obligasi Indonesia tinggi sekali. Ini lantaran suku bunga di Indonesia menarik dan menguntungkan.

Banyak investor mencari pinjaman di negara berbunga rendah seperti Jepang dan negara di Eropa yang menerapkan suku bunga negatif. Kemudian dana itu diinvestasikan di negara emerging market yang memiliki bunga tinggi, termasuk Indonesia. Hal ini disebut carry trade.
 
Carry trade memiliki dampak positif bagi pasar saham dan pasar obligasi dalam negeri. Capital inflow asing mengalir deras sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik dan yield obligasi turun.
 
Sebelum akhir pekan lalu, net buy di pasar saham Rp 2 triliun. Sedang kepemilikan asing di pasar obligasi mencapai Rp 30 triliun. Di pasar saham, kenaikan IHSG tertinggi di dunia.

Dengan spread yield carry tarde yang lebar antara Indonesia dan Jepang, maka yield SUN bertenor 10 tahun mulai turun dari 8,6% menjadi 7,8%. Ini artinya, finansial cost pemerintah untuk instrumen jangka panjang lebih rendah.

Di sisi lain, penurunan yield berdampak positif bagi penguatan rupiah. Alhasil, dana asing ke pasar saham terus mengalir.

Tapi kenaikan pasar saham dan pasar obligasi Indonesia saat ini sudah terlalu tinggi dan valuasinya tidak sesuai lagi dengan fundamental. Karena itu, sebagai efek negatif carry trade, pasar terkoreksi dulu untuk penyesuaian.

Adanya inflow yang besar membuat nilai finansial aset kita terus naik dan menyebabkan bubble atau gelembung. Ini tentu tak bagus. Oleh karena itu, pasar akan melakukan adjustment. Di akhir kuartal kedua, pasar saham dan obligasi diprediksi akan terkoreksi, namun masih relatif sehat.

Saya perkirakan pasar saham terkoreksi ke kisaran 4.500. Bahkan kalau kinerja korporasi turun, koreksinya bisa ke 4.400. Tapi setelah itu, inflow akan kembali dan di akhir tahun IHSG bisa 4.900-5.000.

Sabtu, 20 Februari 2016

BI Rate Menjadi 7%, Ini Kata BEI

Sumber: kontan.co.id

JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) optimis turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atawa BI rate akan positif untuk bursa. BI memutuskan memangkas suku bunga acuan 25 basis poin (bps) ke level 7%.

Alpino Kianjaya, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, suku bunga turun sesuai prediksi. Menurutnya, suku bunga di Indonesia termasuk yang tertinggi. "Jika dibandingkan inflasi harusnya tidak lebar, memang sudah sepantasnya dilakukan penurunan," ungkapnya kepada KONTAN.

Dengan turunnya suku bunga, bunga pinjaman bank akan diturunkan. Emiten-emiten akan lebih leluasa mengembangkan bisnis melalui pinjaman ke bank. Perbankan pun diuntungkan karena meningkatnya jumlah kreditur.

"Kalau bunga tinggi bagaimana bisa bersaing, dengan penurunan ini kinerja saham harusnya naik. Kinerja yang tercatat di perusahaan efek harusnya ada perubahan yang bagus," jelasnya.

Selasa, 16 Februari 2016

PWON Menggenjot Pendapatan Berulang Pada Tahun Ini

Sumber: kontan.co.id

JAKARTA. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) terus mendorong pendapatan berulang atau recurring income melalui pengembangan gedung perkantoran dan mal. PWON menargetkan pusat belanja di Supermall Pakuwon Indah Surabaya beroperasi pada tahun ini.

"Kami merencanakan beroperasi pada Desember tahun ini," ungkap Ivy Wong, Direktur PWON kepada KONTAN, baru-baru ini.

Manajemen memperkirakan, pendapatan berulang tahun ini terus tumbuh lantaran aset recurring income PWON bertambah, yakni mal di Tunjungan Plaza 5 dan Sheraton Hotel Gandaria City.

Tapi, pertumbuhan recurring income tahun ini belum signifikan, lantaran kedua aset itu baru beroperasi pada kuartal IV 2015. "Mal Tunjungan Plaza 5 baru beroperasi Oktober dan hotel baru beroperasi akhir tahun. Jadi dampaknya tahun ini belum signifikan," ungkap dia.

PWON juga belum menetapkan target pertumbuhan recurring income tahun 2016, karena masih menunggu kinerja 2015. Di kuartal III 2015, pendapatan berulang berkontribusi 48% terhadap total pendapatan PWON.

Selain mengoperasikan pusat belanja Supermall Pakuwon Indah, PWON berencana meluncurkan dua gedung perkantoran di semester kedua nanti. Emiten ini akan merilis satu tower perkantoran di Kota Kasablanka Jakarta dan satu di Tunjungan Plaza 6 Surabaya.

Sebanyak 60% dari kedua tower itu dijual dan 40% disewakan. PWON mungkin meluncurkan kedua proyek tersebut pada kuartal III atau kuartal IV. Manajemen menunggu perkembangan pasar properti separuh pertama tahun ini.

Peluncuran perkantoran Kota Kasablanka tertunda tahun lalu ,karena pasar kurang mendukung. Ivy belum bersedia merinci proyek tersebut. Namun, targetnya rampung pada 2018. Sedangkan perkantoran Tunjungan Plaza 6 ditargetkan beroperasi lebih dulu, yakni pada 2017.

Kedua gedung kantor tersebut diharapkan menopang marketing sales tahun ini, yang dipatok Rp 3,1 triliun. Sementara di sektor residensial, PWON berniat meluncurkan kluster baru di Grand Pakuwon Surabaya.

Ivy belum bisa memastikan kapan kluster baru meluncur. Hal ini tergantung pemasaran kluster yang sudah ada sebelumnya. Jika kluster yang ada ludes, maka PWON segera meluncurkan kluster baru.

Menimbang Saham Tambang yang Layak di Tahun 2016

Sumber: kontan.co.id

      
JAKARTA. Bisnis pertambangan masih merangkak pada tahun ini. Perlambatan ekonomi Tiongkok mengakibatkan prospek saham komoditas dalam jangka pendek dan menengah masih kelam.
 
Di Bursa Efek Indonesia, indeks sektor pertambangan menyusut 2,39% sejak awal tahun hingga kemarin atau year to date (ytd). Bahkan dalam setahun terakhir atau year-on-year (yoy), indeks pertambangan anjlok 41,62%.
 
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, menilai, sektor komoditas masih tertekan. Saham yang bergerak di hard commodity, seperti timah, nikel dan batubara masih sulit lepas dari tekanan.
 
Dengan kondisi ekonomi global yang masih melambat, terutama Tiongkok yang belum bisa mencapai pertumbuhan ideal, saham pertambangan belum layak beli. Ekonomi China diprediksi terus melambat selama dua hingga tiga tahun mendatang, Jepang dan Eropa juga cenderung stuck.
 
"Artinya belum ada peluang bagi sektor tambang untuk naik karena permintaan tak ada," tutur Hans.
 
Sedangkan Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo menilai, di jangka pendek sektor tambang masih bisa menguat. Saat ini, harga emas mulai rebound disebabkan permintaan meningkat, beberapa emiten di sektor tambang juga mulai berinovasi menyiasati penurunan demand.
 
Apalagi saat ini harga minyak diprediksi sudah menyentuh bottom line dan ke depan berpotensi menguat. Dus, sektor komoditas akan membaik. Namun, dia melihat sektor batubara masih sulit bergerak lantaran ekonomi Tiongkok belum membaik.
 
Di tengah tekanan, investor tetap bisa melihat peluang rebound harga saham tambang.Analis First Asia Capital David Sutyanto menilai saham ADRO dan PTBA masih layak dipertimbangkan. Sebab, kedua emiten itu mulai menggarap PLTU untuk menyuplai listrik.
 
Satrio menilai, PTBA, ADRO dan AKRA masih layak koleksi. Dia memandang saham-saham masih cukup kuat menghadapi pelemahan permintaan. Strategi perseroan juga sudah teruji. Sedangkan Hans tak merekomendasikan saham komoditas, khususnya pertambangan.

Minggu, 14 Februari 2016

Januari, WIKA Kantongi Kontrak Baru Rp 526 Milyar

Sumber: kontan.co.id

JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berhasil mengantongi kontrak baru sebesar Rp 526 miliar sepanjang Januari 2016. Perolehan tersebut baru 1% dari target kontrak anyar yang dipatok Rp 52,2 triliun tahun ini.

Pencapaian kontrak baru WIKA di bulan pertama tahun ini juga menurun 52% jika dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 1,1 triliun.

Sekretaris Perusahaan WIKA, Suradi Wongso mengatakan, kontrak baru yang didapat sepanjang Januari berasal dari proyek-proyek pemerintah. "Kita dapat kontrak dari proyek Jalan elevatod Maros Bine. Porsi WIKA 60% dari total nilai proyek sebesar Rp 152 miliar." kata Suradi pada KONTAN, akhir pekan lalu.

Selain itu, WIKA juga mendapat kontrak dari proyek jalan tol Solo semarang senilai Rp 85 miliar dan proyek Jalan tol Manado Bitung Rp 170 miliar.

Suradi bilang, perseroan juga mengantongi kontrak baru melalui anak usahanya PT Wika Beton Tbk (WTON) sebesar dan kontrak lain-lain sebesar Rp 180 miliar.

Tahun ini, WIKA menargetkan kontrak baru Rp 52,2 triliun atau tumbuh 106,6% dari target perolehan kontrak baru pada tahun 2015 yakni Rp 25,3 triliun. Pertumbuhan target ini seiring dengan kehadiran proyek High Speed Rail (HSR) atau kereta api cepat Jakarta-Bandung yang tengah digarap perseroan.

WIKA menargetkan kontrak baru Rp 17 triliun dari proyek HSR tahun ini. Perseroan juga mengincar kontrak baru dari proyek pembangkit listrik senilai Rp 4,5 triliun, jalan tol Rp 3,9 triliun dan proyek luar negeri Rp 2 triliun.

Sebagian besar kontrak baru tahun ini diincar dari proyek swasta yakni selitar Rp 33,3 triliun atau 63,2%, proyek pemerintah Rp 10,8 triliun dan Proyek BUMN Rp 8 triliun.
 
 

PWON Anggarkan CAPEX Sampai Rp 1,9 Triliun

Sumber: kontan.co.id

JAKARTA. Emiten properti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mengangarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini sekitar Rp 1,7 triliun.- Rp 1,9 triliun. Capex tersebut akan digunakan untuk mendanai proyek yang telah diluncurkan.

Ivy Wong, Direktur PWON mengatakan, capex tahun ini tidak berbeda dari serapan belanja modal pada tahun sebelumnya. "Tahun lalu kita anggarkan sekitar Rp 2 triliun tapi yang terserap hanya sekitar Rp 1,7 triliun," ungkap Ivy pada KONTAN, akhir pekan lalu.

Dia menjelaskan, capex dalam anggaran PWON hanya digunakan untuk membiayai kontruksi proyek. Belanja modal tahun ini dibiayai dari kas internal dan pinjaman bank dengan komposisi masing-masing 50%.

Perseroan belum berniat menarik pinjaman baru karena masih akan mengandalkan sisa dana pinjaman sindikasi yang diperoleh pada tahun 2015 sebesar Rp 1,25 triliun dari PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk. Ivy bilang, dana tersebut belum tercapai seluruhnya.

Sedangkan di luar capex tersebut, PWON juga menyiapkan dana sekitar Rp 400 miliar- Rp 500 miliar untuk akuisisi lahan. Ivy bilang, perseroan memang rutin menganggarkan dana sekitar jumlah tersebut untuk akuisisi lahan.

Hanya saja, PWON tidak menargetkan luas lahan yang hendak diakuisisi. "Kita tidak pernah targetkan luasnya karena akuisisi lahan tergantung pada ada tidaknya masyarakat yang mau jual lahannya," tutur Ivy.

PWON masih akan fokus melakukan penambahan lahan di sekitar proyek eksisting perseroan yang ada di Jakarta dan Surabaya. Total landbank perseroan saat ini mencapai 457 hektare (ha).

Tak hanya capex, PWON juga menargetkan stagnan marketing sales atau pra penjualan tahun ini. Target tahun ini sama dengan perolehan marketing sales tahun lalu yakni Rp 3,1 triliun.
 

PWON Siapkan Rp 500 Milyar Untuk Akuisisi Lahan

Sumber: kontan.co.id

JAKARTA. Emiten properti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) masih akan menjaga ketersediaan lahan untuk dikembangkan. Tahun ini, perseroan menyiapkan dana Rp 400 miliar -Rp 500 miliar untuk pembebasan lahan.

Ivy Wong, Direktur PWON mengatakan, dana untuk akuisisi lahan tersebut dianggarakan dari kas internal perseroan. "Setiapa tahun kita memang rutin menganggarkan dana sekitar Rp 400 miliar -Rp 500 miliar khusus untuk penambahan lahan," ungkap Ivy pada KONTAN akhir pekan lalu (12/2).

Namun, PWON tidak menargetkan luas lahan yang hendak diakuisisi tahun ini. Sebab menurut Ivy, realisasi penamabahan lahan tergantung pada ada tidaknya masyarakat yang mau jual lahannya.

Saat ini, total land bank PWON mencapai 457 hektare (ha) yang tersebar di seluruh proyek-proyek eksisting perseroan dan ditambah dengan lahan yang belum dikembangkan di TB Simatupang.

Adapun luas lahan milik perseroan saat ini di TB Simatupang mencapai 4,5 ha. Ivy bilang, perseroan akan terus melakukan penambahan lahan disana jika masih ada peluang. Lahan ini rencananya akan dikembangkan menjadi kawasan superblok. Hanya saja, pengembangan lahan tersebut belum masuk dalam rencana perseroan tahun ini.

Sebelumnya, Minarto Basuki, Direktur keuangan PWON mengatakan, perseroan memiliki lahan 160 ha di Grand Pakuwon. Di kawasan tersebut perseroan telah meluncurkan tiga kluster perumahan yang menyasar kelas menengah ke atas. Satu kluster memiliki luas sekitar 15 ha.
 
 

Harga Emas Masih Bisa Lebih Berkilau

Sumber: kontan.co.id

JAKARTA. Setelah mencapai posisi tertinggi dalam setahun terakhir pada Kamis (11/2) lalu, harga emas dunia harus tergelincir tipis. Namun analis menduga tren bullish emas masih terjaga.

Mengutip Bloomberg, Jumat (12/2) harga emas kontrak pengiriman April 2016 di Commodity Exchange tunduk 0,67% ke level US$ 1.239,40 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Meski demikian, dalam sepekan terakhir posisi emas sudah terangkat 7,05%.

Nanang Wahyudin, Analis PT Finex Berjangka mengatakan koreksi yang terjadi pada harga emas ini merupakan koreksi yang wajar. Pasalnya, dalam sepekan terakhir penguatan harga emas sudah sangat tajam. Ada aksi profit taking yang dilakukan pelaku pasar untuk mengambil keuntungan dari kenaikan harga tersebut.

“Kalau dilihat dari fundamental, belum ada yang menekan harga emas,” kata Nanang. Hal ini terjadi karena tingginya ketidakpastian dan kekhawatiran di pasar global. Kekacauan perbankan di Eropa, pesimisme pelaku pasar akan peluang kenaikan suku bunga The Fed dan kecemasan akan perlambatan ekonomi di China jadi penyebab tingginya daya tarik emas.

Kepemilikan aset di Exchange Traded Products meningkat 1% ke level 1.587,5 metrik ton atau tertinggi sejak Juli 2015 lalu pada Kamis (11/2). Yang mana artinya sepanjang tahun 2016 ini aset tersebut telah meningkat sebanyak 8,6% dibanding akhir tahun 2015.

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Andy Pfaff, Chief Investment Officer for Commodities at MitonOptimal Group, bahwa saat ini kekuatan harga emas seperti badai topan yang datang dari berbagai arah. Menguntungkan dari segala arah.

Maka Senin (15/2) menduga peluang penguatan emas akan kembali terbuka. “Apalagi AS sedang libur, jadi daya dorong bagi pergerakan emas akan tinggi minim kendala,” prediksi Nanang.


Kamis, 11 Februari 2016

SSIA REKOMENDASI BUY 12 FEBRUARI 2016


SSIA pada perdagangan 11 Februari 2016 berhasil ditutup menguat dengan volume cukup besar. Pada perdagangan 11 Februari 2016 pembelian asing bersih mencapai 27.219 lot dengan nilai pembelian bersih Rp 1,663 milyar. Indikator stochastic membentuk golden cross.
 
Buy SSIA dengan TP di area 640 dan stop loss 585.
 
Klik untuk memperbesar gambar


 

Rabu, 10 Februari 2016

WIKA Rekomendasi BUY Tanggal 11 Februari 2016


 
WIKA pada perdagangan 10 Februari 2016 berhasil ditutup menguat dengan volume naik disbanding perdagangan pada hari sebelumnya tanggal 9 Februari 2016. Pada perdagangan 10 Februari 2016 tercatat pembelian asing bersih untuk WIKA 25,227 lot dengan nilai pembelian asing bersih Rp 6,716 milyar. Buy WIKA dengan TP 1 diarea harga 2,785 dan TP 2 di area harga 2,894 dengan stop loss diarea 2,595. Stochastik indicator membentuk golden cross.
 
Klik untuk memperbesar gambar