Oleh: Janson Nasrial
(Head of Institutional Equity MNC Securities)
Setelah bank sentral Jepang (BoJ) menetapkan suku bunga negatif pada 29 Januari lalu, dana asing yang masuk atau capital inflow ke pasar saham dan pasar obligasi Indonesia tinggi sekali. Ini lantaran suku bunga di Indonesia menarik dan menguntungkan.
Banyak investor mencari pinjaman di negara berbunga rendah seperti Jepang dan negara di Eropa yang menerapkan suku bunga negatif. Kemudian dana itu diinvestasikan di negara emerging market yang memiliki bunga tinggi, termasuk Indonesia. Hal ini disebut carry trade.
Carry trade memiliki dampak positif bagi pasar saham dan pasar obligasi dalam negeri. Capital inflow asing mengalir deras sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik dan yield obligasi turun.
Sebelum akhir pekan lalu, net buy di pasar saham Rp 2 triliun. Sedang kepemilikan asing di pasar obligasi mencapai Rp 30 triliun. Di pasar saham, kenaikan IHSG tertinggi di dunia.
Dengan spread yield carry tarde yang lebar antara Indonesia dan Jepang, maka yield SUN bertenor 10 tahun mulai turun dari 8,6% menjadi 7,8%. Ini artinya, finansial cost pemerintah untuk instrumen jangka panjang lebih rendah.
Di sisi lain, penurunan yield berdampak positif bagi penguatan rupiah. Alhasil, dana asing ke pasar saham terus mengalir.
Tapi kenaikan pasar saham dan pasar obligasi Indonesia saat ini sudah terlalu tinggi dan valuasinya tidak sesuai lagi dengan fundamental. Karena itu, sebagai efek negatif carry trade, pasar terkoreksi dulu untuk penyesuaian.
Adanya inflow yang besar membuat nilai finansial aset kita terus naik dan menyebabkan bubble atau gelembung. Ini tentu tak bagus. Oleh karena itu, pasar akan melakukan adjustment. Di akhir kuartal kedua, pasar saham dan obligasi diprediksi akan terkoreksi, namun masih relatif sehat.
Saya perkirakan pasar saham terkoreksi ke kisaran 4.500. Bahkan kalau kinerja korporasi turun, koreksinya bisa ke 4.400. Tapi setelah itu, inflow akan kembali dan di akhir tahun IHSG bisa 4.900-5.000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar