JAKARTA – Pasar modal Indonesia berpotensi menjadi pasar terbesar di Asean dalam lima tahun mendatang dalam hal transaksi dan jumlah emiten. Untuk mencapai hal tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan berbagai strategi.
Strategi tersebut adalah optimalisasi potensi pasar yang sangat besar, mendorong investor yang ada agar lebih aktif, menggencarkan kampanye untuk mengubah saving society menjadi investment society, memperkuat permodalan broker, merelaksasi aturan margin, serta menjaga reputasi dan meningkatkan kredibilitas bursa.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio dalam diskusi bertema “Market Outlook dan Prospek Industri Reksa Dana 2016” pada penganugerahan ”Reksa Dana Terbaik 2016” yang diselenggarakan Majalah Investor di Jakarta, Kamis (3/3).
Tito menjelaskan, ada dua Negara yang memiliki potensi besar di Asia, yakni Indonesia dan Tiongkok. Saat ini pertumbuhan pasar modal Indonesia merupakan yang terbesar ketiga di dunia setelah Tiongkok dan Turki. Menurut dia, dalam lima tahun terakhir, jumlah perusahaan tercatat di Singapura justru minus 1%, Malaysia minus 7%, Thailand tumbuh 17%, dan Indonesia tumbuh 24%.
“Apabila angka tersebut diakumulasikan dalam waktu yang sama, dalam lima tahun Indonesia bisa unggul dibandingkan Singapura dan Malaysia. Itu sangat mungkin terealisasi,” tegas Tito.
Jumlah emiten yang tercatat di BEI saat ini sebanyak 522 perusahaan, Singapura 770 emiten, dan Malaysia 904 emiten. Saat ini, kata dia, jumlah perantara perdagangan efek di Indonesia mencapai 19.900, namun wakil perantara pedagang efek hanya 9.000 orang dan yang bekerja di bagian pemasaran hanya 2.500 orang.
Berdasarkan Single Investor Identification (SID), saat ini terdapat 450 ribu investor saham dan 250 investor reksa dana, sehingga total mencapai 700 ribu orang. Jumlah tersebut sangat rendah dibandingkan Jepang yang mencapai 4,5 juta investor aktif dan Singapura satu juta investor aktif. “Indonesia memang memiliki 450 ribu investor saham, tapi yang aktif per hari hanya 20 ribu investor,” kata Tito. (ID/gor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar