Sumber: inilah.com Oleh : Wiyanto
INILAHCOM, Jakarta - Sentimen pasar dinilai cukup positif terhadap hasil kebijakan The Fed yang telah menaikan suku bunga acuan. Dana keluar pun tidak terlalu banyak.
Analis pasar modal Guntur Tri Harianto menuturkan, dengan kenaikan fed rate sudah tidak ada lagi volatilitas tinggi.
"Dampak kenaikan fed rate adalah kepastian, sehingga pasar tidak lagi terombang ambing oleh rencana kenaikan. Kenaikan ini dapat mengurangi volatilitas tinggi yang beberapa waktu lalu mewarnai pasar," kata dia di Jakarta, Kamis (24/12/2015).
Ia menjelaskan, bila melihat pernyataan Yellen, The Fed masih belum terlalu yakin mengenai prospek inflasi AS yang menjadi patokan mereka dalam menentukan kenaikan suku bunga. The Fed memiliki sikap utuk terus melakukan normalisasi suku bunga tanpa sebuah perencanaan periode kenaikan yang pasti, tetapi sambil terus memantau perkembangan ekonomi AS.
"Kenaikan fed rate hanya akan sementara memberikan dampak dana keluar dari Indonesia bila memang ada, dan jumlahnya semestinya tidak banyak. Bila kita mencermati di pasar modal, net sell asing sudah mencapai sekitar Rp23 triliun, yang artinya pasar sudah melakukan antisipasi terlebih dahulu kenaikan fed rate," katanya.
Di sisi lain, kata dia merujuk pada survei Reuters/Insead terakhir, Indonesia mencatatkan kenaikan sentimen terbesar dari survei di kuartal sebelumnya. Menurut survei ini, faktor China lebih utama dibandingkan Fed rate utk Indonesia.
Dengan kenaikan ini, Rupiah tentunya akan cenderung terus mencari kesetimbangan baru. Dengan fed rate naik, secara relatif dolar akan menguat dibandingkan rupiah, sepertib yang terefleksi pada kurs saat ini.
"Intervensi terhadap kurs rupiah belum tentu diperlukan untuk saat ini, karena memang pelemahan rupiah belum terlalu mengkhawatirkan. Selain itu, selama ini cadangan devisa juga sudah semakin tergerus dalam beberapa bulan terakhir, tentunya BI akan semakin berhati - hati dalam melakukan intervensi, " ucap dia. (jin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar