Rabu, 30 Desember 2015
Selasa, 29 Desember 2015
Stock Pick 30 Desember 2015 Emiten SCMA
Perhatikan SCMA untuk esok hari bisa dijadikan alternative trading. SCMA membentuk bullish harami cross, pada perdagangan tanggal 29 Desember 2015 sebuah candle berhasil ditutup diatas candle perdagangan hari sebelumnya tanggal 28 Desember 2015.
informasi transaksi pembelian bersih untuk saham SCMA tanggal 29 Desember 2015 di pasar regular sebanyak 450.400 lembar dengan nilai Rp 1,39 milyar. Target harga untuk SCMA pada resistence 1 diharga sekitar 3.150 dan resistance 2 disekitar 3.305 dengan Stop loss jika harga berhasil ditutup dibawah 3.050
Baca Juga Kelanjutannya SCMA. Klik disini
Update 29 Desember PER dan PEG Saham Murah
Berikut update PER dan PEG saham murah versi sahammurahidx.blogspot.com
klik disini untuk selengkapnya.
klik disini untuk selengkapnya.
Senin, 28 Desember 2015
Emiten yang Ditransaksikan Asing di Pasar Nego 28 Desember 2015
Total perdagangan saham di pasar nego tanggal 28 Desember 2015 mencapai 6,70 milyar lembar saham dengan nilai transaksi Rp 3,10 triliun. Tercatat pembelian bersih yang paling banyak dilakukan asing di pasar nego tanggal 28 Desember 2015 adalah Sitara Propertindo Tbk (TARA) sebanyak 83,31 juta lembar 833,1 juta lembar dengan nilai Rp 462,35 milyar, Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) sebanyak 650 milyar lembar dengan nilai Rp 22,75 milyar, Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME) sebanyak 190 juta lembar dengan nilai Rp 38,95 milyar, Bakrie Telekom Tbk (BTEL) sebanyak 170 juta lembar dengan nilai Rp 5,95 milyar, disusul dengan Sugih Energy Tbk (SUGI) sebanyak 85,75 milyar lembar dengan nilai Rp 32,50 milyar.
Sementara penjualan bersih yang paling banyak dilakukan investor asing di pasar nego tanggal 28 Desember 2015 adalah Sentul City Tbk (BKSL) sebanyak 100 juta lembar dengan nilai Rp 5 milyar, Visi Media Asia Tbk (VIVA) sebanyak 27,5 milyar lembar dengan nilai Rp 7,98 milyar, Hanson International Tbk (MYRX) sebanyak 20,45 milyar lembar dengan nilai Rp 13,29 milyar, Island Concepts Indonesia Tbk (ICON) sebanyak 17,25 milyar lembar dengan nilai Rp 1,79 milyar, disusul dengan Reliance Securities Tbk (RELI) sebanyak 11, 04 milyar lembar dengan nilai Rp 4,69 milyar.
Emiten yang Ditransaksikan Asing di Pasar Reguler 28 Desember 2015
Total perdagangan saham di pasar regular tanggal 28 Desember 2015 mencapai 2,05 milyar lembar saham dengan nilai transaksi Rp 2,82 triliun. Tercatat pembelian bersih yang paling banyak dilakukan investor asing dipasar regular adalah Sugih Energy Tbk (SUGI) sebanyak 25,96 juta lembar dengan nilai transaksi Rp 9,79 milyar, Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) sebanyak 15,22 juta lembar dengan nilai transaksi Rp 27,26 milyar, Pakuwon Jati Tbk (PWON) sebanyak 11,02 juta lembar dengan nilai transaksi Rp 5,37 milyar, Summarecon Agung Tbk (SMRA) sebanyak 9,24 juta lembar dengan nilai transaksi Rp 15,12 milyar, disusul dengan Visi Media Asia Tbk (VIVA) sebanyak 7,74 juta lembar dengan nilai transaksi Rp 1,84 milyar.
Sedangkan penjualan bersih yang paling banyak dilakukan investor asing di pasar regular tanggal 28 Desember 2015 adalah Astra International Tbk (ASII) sebanyak 12,05 milyar lembar dengan nilai transaksi Rp 72,28 milyar, Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) sebanyak 8,66 juta lembar dengan nilai Rp 2,71 milyar, Panin Financial Tbk (PNLF) sebanyak 6,75 juta lembar dengan nilai Rp 1,31 milyar, Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) sebanyak 6,12 juta lembar dengan nilai Rp 16,85 milyar, disusul oleh Trisula International Tbk (TRIS) sebanyak 5,05 juta lembar dengan nilai Rp 1,53 milyar.
Update 28 Desember 2015 PER dan PEG saham Murah
Berikut update nilai PER dan PEG saham murah versi sahammurahidx.blogspot.com
Klik disini untuk download
Klik disini untuk download
Sabtu, 26 Desember 2015
Mengenal Pasar Modal Syariah
Sumber: Otoritas Jasa keuangan |
Penerapan prinsip syariah di pasar modal bersumber dari Al Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Para ulama melakukan penafsiran atas kedua sumber hokum tertinggi tersebut yang disebut ilmu Fiqih. Salah satu pembahasan dalam ilmu Fiqih adalah Muamalah, yaitu hubungan antara sesama manusia terkait dengan perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatas pasar modal syariah dikembangkan. Kaidah Fiqih Muamalah menyatakan bahwa semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
Oleh karena itu kegiatan pasar modal syariah harus sesuai dengan prinsip syariah. Secara umum kegiatan pasar modal syariah tidak berbeda jauh dengan pasar modal konvensional, tetapi ada karakteristik khusus pasar modal syariah bahwa produk dan mekanisme transaksi perdagangan tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Pengenalan Produk Syariah di Pasar Modal
Produk syariah di pasar modal berupa efek atau surat berharga syariah. Peraturan tentang efek syariah dipasar modal diatur sebagai berikut:
1. Peraturan Nomor II.K.1 tentang kriterian dan penerbitan daftar efek syariah
2. Peraturan Nomor IX.A.13 tentang penerbitan efek syariah
3. Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-Akad yang digunakan dalam penerbitan efek syariah
Efek syariah yang telah diterbitkan di pasar modal Indonesia meliputi, Saham Syariah, Sukuk, dan Unit penyertaan dari reksadana syariah.
1. Saham Syariah
Saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada perusahaan dan pemegang saham berhak mendapatkan bagi hasil dari usaha perusahaan tersebut. Tidak semua saham yang diterbitkan oleh emiten dan perusahaan public dapat dikategorikan saham syariah. Syarat saham dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh:
a. Emiten dan perusahaan publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha emiten dan perusahaan public tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
b. Emiten dan perusahaan publik yang tidak secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha emiten dan perusahaan publik tidak bertentangan dengan prinsip syariah, tetapi memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Diatur dalam Peraturan Nomor IX.A.13 , yaitu tidak melakukan kegiatan usaha:
- Perjudian dan permainan yang tidak tergolong judi.
- Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang atau jasa.
- Perdagangan dengan permintaan atau penawaran palsu.
- Bank berbasis bunga.
- Perusahaan pembiayaan berbasis bunga.
- Jual beli resiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan atau judi (masir), antara lain asuransi konvensional.
- Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN MUI, dan atau barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
- Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (Risywah).
- Rasio total hutang berbasis bunga disbanding total ekuitas tidak lebih dari 45%. dan
- Rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.
2. Sukuk
Sukuk dalam bahasa arab merupakan bentuk jamak dari kata "Sakk" yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan. Sukuk merupakan istilah baru yang diperkenalkan menggantikan istilah obligasi syariah (Islamic Bonds).
Definisi sukuk dalam Peraturan Nomor IX.A.13 yaitu efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas:
a. Asset berwujud tertentu (ayyan maujudat).
b. Nilai manfaat atas asset berwujud (manafiul ayyan) tetentu baik yang sudah ada maupun yang akan ada.
c. Jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada.
d. Asset proyek tertentu (maujudat masyru' muayyan), dan atau
e. Kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khasas)
Sukuk bukan merupakan surat utang inilah yang membedakan dengan obligasi. Sukuk merupakan bukti kepemilikan bersama atas suatu asset atau proyek. Setiap sukuk yang diterbitkan harus mempunyai asset yang dijadikan dasar penerbitannya (underlying asset). Jadi, Klaim kepemilikan pada sukuk didasarkan pada asset atau proyek tertentu. Penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal. Imbal hasil dari sukuk dapat berupa bagi hasil atau margin tergantung jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.
3. Reksadana Syariah
Reksadanan syariah merupakan salah satu alternatif instrument investasi, khususnya pemodal kecil, dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung resiko investasi. Dalam reksadanan syariah pemilihan instrument investasi dan mekanismenya tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah.
Sumber: OJK
Jumat, 25 Desember 2015
Kenaikan Fed Rate Redakan Volatilitas Pasar
Sumber: inilah.com Oleh : Wiyanto
INILAHCOM, Jakarta - Sentimen pasar dinilai cukup positif terhadap hasil kebijakan The Fed yang telah menaikan suku bunga acuan. Dana keluar pun tidak terlalu banyak.
Analis pasar modal Guntur Tri Harianto menuturkan, dengan kenaikan fed rate sudah tidak ada lagi volatilitas tinggi.
"Dampak kenaikan fed rate adalah kepastian, sehingga pasar tidak lagi terombang ambing oleh rencana kenaikan. Kenaikan ini dapat mengurangi volatilitas tinggi yang beberapa waktu lalu mewarnai pasar," kata dia di Jakarta, Kamis (24/12/2015).
Ia menjelaskan, bila melihat pernyataan Yellen, The Fed masih belum terlalu yakin mengenai prospek inflasi AS yang menjadi patokan mereka dalam menentukan kenaikan suku bunga. The Fed memiliki sikap utuk terus melakukan normalisasi suku bunga tanpa sebuah perencanaan periode kenaikan yang pasti, tetapi sambil terus memantau perkembangan ekonomi AS.
"Kenaikan fed rate hanya akan sementara memberikan dampak dana keluar dari Indonesia bila memang ada, dan jumlahnya semestinya tidak banyak. Bila kita mencermati di pasar modal, net sell asing sudah mencapai sekitar Rp23 triliun, yang artinya pasar sudah melakukan antisipasi terlebih dahulu kenaikan fed rate," katanya.
Di sisi lain, kata dia merujuk pada survei Reuters/Insead terakhir, Indonesia mencatatkan kenaikan sentimen terbesar dari survei di kuartal sebelumnya. Menurut survei ini, faktor China lebih utama dibandingkan Fed rate utk Indonesia.
Dengan kenaikan ini, Rupiah tentunya akan cenderung terus mencari kesetimbangan baru. Dengan fed rate naik, secara relatif dolar akan menguat dibandingkan rupiah, sepertib yang terefleksi pada kurs saat ini.
"Intervensi terhadap kurs rupiah belum tentu diperlukan untuk saat ini, karena memang pelemahan rupiah belum terlalu mengkhawatirkan. Selain itu, selama ini cadangan devisa juga sudah semakin tergerus dalam beberapa bulan terakhir, tentunya BI akan semakin berhati - hati dalam melakukan intervensi, " ucap dia. (jin).
IHSG ditutup Positif menjelang libur panjang
Sumber: BEI
Jakarta – Jelang libur panjang dua hari raya keagamaan (Hari
Raya Maulid Nabi Muhammad SAW 1437 Hijriyah dan Hari Raya Natal) tak menyurutkan
minat investor dalam bertransaksi di pasar modal Indonesia. Rata-rata nilai
transaksi harian dalam tiga hari terakhir di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan
ini mengalami peningkatan 3,78% menjadi Rp5,71 triliun dari Rp5,51 triliun di
akhir pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian juga mengalami kenaikan
67,73% walaupun rata-rata frekuensi harian berkurang 20,15%.
Sejalan dengan hal tersebut, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sepanjang pekan ini bergerak dalam teritori positif. IHSG akhir pekan ini ditutup meningkat 0,11% ke level 4.522,65 poin jika dibandingkan di penutupan sehari sebelumnya. Secara mingguan, pergerakan IHSG di periode 21 Desember 2015 hingga 23 Desember 2015 mengalami penguatan 1,21% dibandingkan penutupan di pekan sebelumnya yang berada di level 4.468,65 poin.
Sejalan dengan hal tersebut, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sepanjang pekan ini bergerak dalam teritori positif. IHSG akhir pekan ini ditutup meningkat 0,11% ke level 4.522,65 poin jika dibandingkan di penutupan sehari sebelumnya. Secara mingguan, pergerakan IHSG di periode 21 Desember 2015 hingga 23 Desember 2015 mengalami penguatan 1,21% dibandingkan penutupan di pekan sebelumnya yang berada di level 4.468,65 poin.
Untuk selengkapnya klik disini
Emiten yang Ditransaksikan Investor asing dipasar Reguler 23 Desember 2015
Total perdagangan efek tanggal 23 Desember 2015 dipasar regular tercatat 2,39 milyar lembar dengan nilai transaksi Rp 2,67 triliun. Tercatat pembelian bersih yang paling banyak dilakukan investor asing dipasar regular adalah Sentul City Tbk (BKSL) sebanyak 25,24 juta lembar dengan nilai Rp 1,64 milyar, Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) 13,67 juta lembar dengan nilai Rp 9,53 milyar, Kalbe Farma Tbk (KLBF) sebanyak 12,43 juta lembar dengan nilai Rp 15,49 milyar, Pakuwon Jati Tbk (PWON) sebanyak 12,20 juta lembar dengan nilai Rp 5,86 milyar, dan Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) sebanyak 10,98 juta lembar dengan nilai Rp 31,12 milyar.
Sedangkan penjualan bersih yang paling banyak dilakukan investor asing dipasar regular adalah Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebanyak 25,37 juta lembar dengan nilai Rp 77,63 milyar, Astra International Tbk (ASII) sebanyak 22,04 juta lembar dengan nilai Rp 132,57 milyar, Agung Podomoro Land (APLN) sebanyak 10,94 juta lembar dengan nilai Rp 3,59 milyar, Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) sebanyak 10,79 juta lembar dengan nilai Rp 2,46 milyar, dan Lippo Karawaci (LPKR) sebanyak 8,62 juta lembar dengan nilai Rp 8,85 milyar.
Profil dan Ringkasan kinerja Emiten
Untuk dapat melihat profil dan ringkasan kinerja perusahaan-perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), silahkan klik tautan berikut:
Kamis, 24 Desember 2015
Oil edges higher, hovers near 11-year low
Sumber: Reuters.com
"For now, there is still an ample supply of crude and a huge amount in storage."
(Additional reporting by Henning Gloystein; editing by William Hardy)
Oil edged further above $37 a barrel on Thursday but remained within sight of an 11-year low reached this week, as signs of a tighter U.S. market raised hopes a supply glut will ease.
U.S. crude has gained support from falling inventories, reduced drilling and the lifting of a ban on most U.S. crude exports, which has pushed U.S. crude to a premium to global benchmark Brent for the first time in about a year.
Brent was up 13 cents at $37.49 a barrel as of 1307 GMT. It fell to $35.98, an 11-year low, on Tuesday. U.S. crude was up 20 cents at $37.70 after gaining more than 8 percent this week.
"The lifting of the ban on U.S. exports will provide some underlying support for U.S. crude. Oil demand in 2015 was exceptionally high and at current prices, demand is going to remain strong next year," said Olivier Jakob, analyst at Petromatrix.
"For now, there is still an ample supply of crude and a huge amount in storage."
Brent traders in London said the market was quiet with many participants away for the Christmas holidays.
Crude gained support from the latest snapshot of U.S. supplies on Wednesday. Crude inventories, which were expected to rise, fell 5.88 million barrels, the Energy Information Administration said. [EIA/S]
Baker Hughes reported that U.S. oil drillers cut rigs for a fifth week in the last six, a sign that low prices are curbing activity and could slow output.
Brent has more than halved from over $100 a barrel 18 months ago, pressured by a supply glut that according to OPEC figures is currently over 2 million barrels per day.
Next year, the glut is expected to be smaller as world demand rises and the price collapse leads to lower output from some countries outside OPEC, but there is no sign yet that OPEC itself is prepared to lower its supply - which is likely to rise when sanctions on Iran are lifted.
"While the crude rebalancing should start next year, the pace of inventory drawdown will depend on OPEC output," said analysts at Energy Aspects in a report.
"Despite Iran's return, we believe the cash-strapped OPEC countries will struggle to maintain output, resulting in stronger prices and timespreads in the second half of 2016."
(Additional reporting by Henning Gloystein; editing by William Hardy)
Harga Bensin Premium & Solar Turun Imbas Ambrolnya Harga Minyak Dunia
Pemerintah mengumumkan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk jenis Premium (RON 88) dan Solar. Meskipun penurunan tersebut diumumkan pada hari Rabu 23 Desember 2015, harga baru diberlakukan sejak 5 Januari 2016.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman said mengatakan harga bensin Premium turun menjadi Rp7.150 per liter dan Solar menjadi Rp5.950 per liter. Sebelumnya, harga Premium Rp7.300 per liter dan harga Solar Rp6.700 per liter.
Dia menjelaskan harga keekonomian Premium sebenarnya Rp6.950 per liter tetapi ada pungutan dana ketahanan energi Rp200 per liter. "Maka harga Premium jadi Rp7.150 per liter," ujarnya di Istana Negara.
Sedangkan harga keekonomian solar adalah Rp5.650 per liter tetapi pemerintah mengutip dana ketahanan energi Rp300 per liter sehingga harga jualnya menjadi Rp5.950 per liter. Pemberlakuan harga baru yang berselang dua minggu setelah pengumuman bertujuan untuk menghabiskan stok yang ada di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) saat ini.
Penurunan harga bensin ini dilakukan setelah negara tetangga mengambil kebijakan seiring dengan melemahnya harga minyak mentah dunia akibat pasokan yang menumpuk. Harga minyak jenis WTI sempat menyentuh $35 per barel pada awal Desember. Padahal sepanjang September - Oktober 2015, harga minyak sudah pulih di atas $45 per barel.
Penurunan harga BBM memang tidak secara langsung memberi dampak pada pergerakan harga saham. Namun berdasarkan kejadian sebelumnya, langkah pemerintah tersebut ternyata menjadi awal dari penguatan indeks sepanjang tahun. Sumber: Bareksa.com
Langganan:
Postingan (Atom)